Lingkungan Hidup
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
Manusia
dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan
dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau
tidak langsung. Biosentrisme: Lingkungan hidup diperhatikan karna berkaitan
dengan tanggung jawab moral menjaga kehidupan. Ekosentrisme: manusia adalah
bagian dari alam,maka alam menjadi tanggung jawab manusia; seluruh ekosistem
bernilai karna kehidupan bergantung pada eksosistem; makhluk ekologis. Cara pandang
antroposentrisme, kini dikritiksecara tajam oleh etika biosentrisme dan
ekosentrisme. Bagi biosentrisme dan ekosentrisme,manusia tidak hanya dipandang
sebagai makhluk sosial. Manusia pertama-tama harus dipahamisebagai makhluk
biologis, makhluk ekologis. Dunia bukan sebagai kumpulan objek-objek yang terpisah,
tetapi sebagai suatu jaringan fenomena yang saling berhubungan dan saling
tergantung satu sama lain secara fundamental. Etika ini mengakui nilai
intrinsik semua makhluk hidup dan memandang manusia tak lebih dari satu untaian
dalam jaringan kehidupan.
Jika manusia tidak memelihara
kelestarian alam atau tidak meneraptakan paradigma ekosentrisme akan banyak
muncul masalah-masalah lingkungan di alam sekitar kita se[erti dengan adanya
penebangan hutan secara liar akan mengurangi penyerapan air di lingkungan
tersebut dan akan mengakibatkan banjir akibat air tidak dapat diserap oleh
pepohonan yang sudah di tebangi tersebut. Oleh karena itu manusia harus
menggunakan sumber daya alam secara rasional. Penggalian sumber kekayaan
alam harus diusahakan agar tidak merusak tata lingkungan hidup manusia,
dilaksanakan dengan kebijaksanaan yang menyeluruh dan dengan memperhitungkan
kebutuhan generasi yang akan datang. Kebijaksanaan yang seksama dalam mengelola
sumber daya alam diperlukan baik terhadap sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui maupun terhadap sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Oleh karena itu dalam pendidikan
lingkungan setiap persoalan selalu dibahas dalam kaitannya dengan pembangunan
dalam meningkatkan kualitas hidup (manusia) secara keseluruhan. Sumber daya
alam, terutama yang menekankan pada pelestarian sumber daya alam, sangat
penting untuk dilakukan dan diberikan pada generasi muda mengingat merekalah
yang kelak akan meneruskan mengelolah alam semesta ini.
Dengan adanya berbagai
keanegaragaman hayati di Indonesia ini kita sebagai manusia yang menerapkan
paradigma ekosentrisme kita harus melestarikan berbagai tanaman maupun hewan
yang ada di negeri kita ini, perlu kita ketahui jika di Indonesia ini mempunyai
banyak sekali populasi tanaman dan hewan langka yang berkembangbiak seperti
contoh pulau komodo itu salah satu tempat penakaran hewan langka yang dari
Indonesia yaitu komodo kita harus bangga karena mempunyai banyak sekali keragaman
hayati dinegeri kita ini selanjutnya kitlah yang harus merawat dan
melestarikannya. Dalam pelestarian lingkungan hidup juga perlu adanya sanitasi
dan kesehatan lingkungan baik untuk kepentingan manusia, hewan, dan tumbuhan
agar dapat berjalan secara berkesinambungan antara pelestarian lingkungan dan
pemanfaatan lingkungan. Dalam hal pelestarian lingkungan kita juga harus
memeperhatikan pembangunan berkelanjutan agar tidak merusak lingkungan seperti
contoh pembangunan perumahan di hutan penyerapan air, hutan di tebangi untuk di
bangun perumahan megah seharusnya lebih dipertimbangkan lagi dalam pembangunan
berkelanjutan agar tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Poster Media Pembelajaran
Gambar poster adalah sebuah pendorong seseorang yang tertarik untuk melihatnya. Maksudnya dengan gambar tersebut orang-orang beranggapan dan berfikiran karena yang dimuat didalamnya sangat penting dan menarik. Saya disini akan memberikan galery gambar poster pendidikan yang keren guna menambah wawasan dan juga album untuk semua generasi penerus bangsa.
gambar poster
Pada gambar diatas menunjukkan seorang pelajar yang meninggal karena menggunakan benda haram yang patut kita tolak. Gambarnya bertuliskan “Merdeka atau Mati” yang artinya kita sendiri yang memilih belajar dengan benar sehingga merdeka atau mencoba narkoba dan akhirnya mati sia-sia.
Poster pendidikan tidak hanya dengan slogan-slogan untuk menjauhi narkoba, rokok, dan lain sebagainya yang dilarang. Ada juga yang berisikan slogan tentang ajakkan untuk menjadi seorang yang pintar membaca, atau yang menegaskan bahwa tidak ada kata terlambat untuk mencari ilmu, dan lainnya. Untuk itu saya disini akan memberikan gambar poster tersebut yang tentunya sangat keren dan menarik. Berikut adalalah galery gambarnya.
gambar poster pendidikan yang keren
gambar poster pendidikan yang keren
- See more at: http://gambardanfoto.com/gambar-poster-pendidikan-yang-keren.html#sthash.J7pHsxE3.dpuf
Metodologi Penelitian Pendidikan
A. Pengertian
Data Kuantitatif Dan Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang
berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh
melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis
dokumen, diskusi terfokus, atau observasi. Bentuk lain data kualitatif adalah
gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video. Data kualitatif
berfungsi untuk mengetahui kualitas dari sebuah objek yang akan diteliti.
Data ini bersifat abstrak sehingga peneliti harus benar-benar memahami kualitas
dari objek yang akan diteliti.
Data kuantitatif adalah data yang
berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat
diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau
statistika. Data kuantitatif berfungsi untuk mengetahui jumlah atau besaran
dari sebuah objek yang akan diteliti. Data ini bersifat nyata atau dapat diterima
oleh panca indera sehingga peneliti harus benar-benar jeli dan teliti untuk
mendapatkan keakuratan data dari objek yang akan diteliti.
B. Syarat Data Yang Baik
1. Data harus obyektif, artinya sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Dengan data yang obyektif diharapkan mampu
menghasilkan perhitungan yang akurat, data tidak boleh dimanipulasi.
2. Representatif (harus bisa mewakili).
Data yang diambil harus benar-benar mewakili semua kondisi.
3. Mempunyai tingkat kesalahan yang
kecil. Data yang baik diharapkan mengandung banyak kebenaran dan seminimal
mungkin mengandung kesalahan
4. Harus tepat waktu. Syarat ini sangat
penting untuk data yang akan dipergunakan untuk melakukan pengendalian atau
evaluasi. Sebab agar dapat dilakukan penyesuaian atau koreksi secepatnya jika
terjadi kesalahan atau penyimpangan dalam suatu perencanaan.
5. Relevan. Artinya data yang
dikumpulkan harus ada hubungannya dengan masalah akan dipecahkan.
C. Macam-Macam
Data Penelitian Dan Sumbernya
1. Jenis Data Penelitian Berdasarkan
Sumbernya
Jenis data penelitian berdasarkan
sumbernya ada dua yaitu Data Primer dan Data Sekunder. Data primer merupakan
data yang diperoleh peneliti dengan cara langsung dari sumbernya. Data primer
biasanya disebut dengan data asli yang bersifat up to date atau masih baru.
Untuk memperoleh data primer, peneliti wajib mengumpulkannya secara langsung.
Cara yang bisa digunakan peneliti untuk mencari data primer yaitu observasi,
diskusi terfokus, wawancara serta penyebaran kuesioner. Data sekunder merupakan
data yang diperoleh peneliti dari semua sumber yang sudah ada sebelumnya. Data
sekunder bisa didapat dari berbagai sumber misalnya buku materi, laporan dan
sebagainya.
1. Jenis Data Penelitian Berdasarkan
Sifatnya
Jenis data penelitian berdasarkan
sifatnya ada dua macam yaitu data kualitatif ( data yang berbentuk kata – kata
atau kalimat ) dan data kuantitatif ( data yang berbentuk angka ).
1. Wujud Data Penelitian
a)
Data yang berupa perilaku manusia dan ciri-cirinya, yang mencakup perilaku
verbal, yaitu perilaku yang disampaikan secara lisan dan kemudian dicatat.
Misalnya, pencatatan hasil wawancara terhadap seorang responden. Perilaku nyata
dan ciri-cirinya yang dapat diamati. Misalnya, interaksi antara dua orang,
ciri-ciri fisik seorang, pencatatan frekuensi perbuatan-perbuatan tertentu, dan
sebagainya
b) Data yang berupa
dokumen, yang mencakup; (1) Peninggalan-peninggalan fisik yang berasal dari
masa silam. (2) Arsip, yang meliputi data sensus, statistik vital, data
ekologis dan demo grafis, semua jenis data statistik, dokumen pribadi seperti
otobiogravi, catatan harian dan sejarah kehidupan seorang atau suatu kelompok,
bahan media massa, data penjumlahan, dan dokumen resmi perundang-undangan.
1. Struktur Data Penelitian
Struktur data penelitian mencakup
semua data yang dibutuhkan untuk proses analisa kemudian dipindahkan kedalam
komputer. Penyimpanan data ke dalam komputer mempertimbangkan:
a) Apakah data
disimpan dengan cara yang sesuai dan konisten dengan penggunaan sebenarnya?
b) Apakah ada data yang
hilang / rusak dan belum dihitung?
c) Bagaimana
caranya mengatasi data yang hilang atau rusak?
d) Sudahkan pemindahan
data dilakukan secara lengkap?
D. Prinsip
Populasi Dan Sampel
Tujuan utama dalam sebuah penelitian
adalah untuk mengetahui karakteristik suatu objek yang kita teliti. Misalnya
kita ingin mengetahui bagaimana sikap masyarakat terhadap lingkungan. Untuk
mengetahuinya kita dapat melakukan sebuah penelitian ada dua cara yang dapat
dilakukan. Cara pertama adalah mewawancarai dan mengamati seluruh perilaku
masyarakat kota tersebut terhadap lingkungan. Cara kedua, kita melakukan
wawancara dan observasi hanya pada sebagian warga kota. Jika kita mengambil
cara yang pertama, maka berarti kita menggunakan data populasi untuk menarik
kesimpulan, sedangkan jika menggunakan cara yang kedua, berarti kita
menggunakan data sempel. Dengan kata lain sampel merupakan bagian dari sebuah
populasi.
E. Macam-Macam
Sampel Dan Besarnya Sampel
Sampel terbagi menjadi dua yaitu
probability sampling dan non probability sampling.
1. Probability Sampling terdiri dari 4
(empat) macam yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a) Simple
Random Sampling. Dikatakan simple (sederhana)
karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2011:64).
b) Proportionate
Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan bila populasi
mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional
(Sugiyono, 2011:64). Contoh: Suatu perusahaan memiliki pegawai dengan
pendidikan berstrata lulus (S1 = 50 orang; S2 = 30 orang; SMK = 800 orang; SMA
= 400 orang; dan SD = 300 orang). Maka contoh pengambilan sampel dengan teknik
ini adalah dengan asumsi 10% dari populasi masing-masing strata yang
diambil. Jadi dari S1 diambil 5 orang (acak), S2 diambil 3 orang
(acak), SMK diambil 80 orang (acak), SMA diambil 40 orang (acak), dan SD
diambil 30 orang (acak). Maka total sampel yang diambil adalah 5+3+80+40+30 =
158 orang.
c) Disproportionate Stratified
Random Sampling. Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel,
bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional (Sugiyono, 2011:64). Contoh:
Suatu perusahaan memiliki pegawai dengan pendidikan berstrata lulus (S1 = 50
orang; S2 = 30 orang; SMK = 800 orang; SMA = 400 orang; dan SD = 300 orang).
Maka pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan secara bebas (seenaknya)
yaitu S1 diambil 50 orang atau semua populasi S1 dan S2 diambil 30 orang atau
semua populasi S2. Sementara kelompok strata yang lain diabaikan karena jumlah
populasinya terlalu besar. Sehingga total sampel yang digunakan adalah 50 + 30
= 80 orang.
d) Cluster Sampling
(Area Sampling). Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan
sampel bila obyek yang akan sangat luas (Sugiyono, 2011:65). Contoh: Di kota
Banyuwangi terdapat 30 SMP sebagai populasi. Karena itu pengambilan sampelnya
ditentukan sebesar 15 SMP saja dengan pemilihan secara random (acak). Teknik
sampel ini terdiri dari 2 tahap, yaitu (1) tahap penentuan sampel daerah, dan
(2) tahap penentuan orang-orang yang ada di daerah itu.
1. Nonprobability Sampling terdiri dari 6 (enam) macam yang
akan dijabarkan sebagai berikut ini:
a) Sampling
Sistematis. Sampling Sistematis adalah teknik
pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut (Sugiyono, 2011:66). Misalnya jumlah populasi 100 orang dan
masing-masing diberi nomor urut 1 s/d 100. Sampelnya dapat ditentukan dengan
cara memilih orang dengan nomor urut ganjil (1,3,5,7,9,…, dst) atau memilih
orang dengan nomor urut genap (2,4,6,8,…,dst).
b) Sampling
Kuota. Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan
sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang
diinginkan (Sugiyono, 2011:67). Misalnya ingin melakukan penelitian tentang
pendapat mahasiswa terhadap layanan kampus. Jumlah sampel yang ditentukan
adalah 500 mahasiswa. Kalau pengumpulan data belum mencapai kuota 500
mahasiswa, maka penelitian dipandang belum selesai.
c) Sampling
Insidental. Sampling Insidental adalah tekik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data
(Sugiyono, 2011:67).
d) Sampling
Purposive. Sampling Purposive adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011:68). Teknik ini
paling cocok digunakan untuk penelitian kualitatif yang tidak
melakukan generalisasi. Misalnya penelitian tentang kualitas makanan, maka
sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan atau ahli gizi.
e) Sampling Jenuh. Sampling
Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2011:68). Hal ini sering digunakan untuk
penelitian dengan jumlah sampel dibawah 30 orang, atau untuk penelitian yang
ingin membuat generalisasi dengan tingkat kesalahan yang sedikit atau kecil.
Misalnya jika jumlah populasi 20 orang, maka 20 orang tersebutlah yang dijadikan sampel.
Misalnya jika jumlah populasi 20 orang, maka 20 orang tersebutlah yang dijadikan sampel.
f) Snowball
Sampling. Snowball Sampling adalah teknik penentuan
sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar (Sugiyono, 2011:68).
Misalnya suatu penelitian menggunakan sampel sebanyak 10 orang, tetapi karena
peneliti merasa dengan 10 orang sampel ini datanya masih kurang lengkap, maka
peneliti mencari orang lain yang dirasa layak dan lebih tahu tentang
penelitiannya dan mampu melengkapi datanya.
BAB III
PENUTUP
1. A. KESIMPULAN
Data kualitatif adalah data yang
berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh
melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis
dokumen, diskusi terfokus, atau observasi. Data kuantitatif adalah data yang
berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat
diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau
statistika.
Syarat data yang baik yaitu obyektif,
representative, mempunyai tingkat kesalahan yang kecil, harus tepat waktu,
relevan.
Macam-macam data penelitian dan
sumbernya:
1. Jenis Data Penelitian
a) Jenis data
penelitian berdasarkan sumbernya ada dua yaitu Data Primer dan Data Sekunder.
b) Jenis data penelitian
berdasarkan sifatnya ada dua macam yaitu data kualitatif ( data yang berbentuk
kata – kata atau kalimat ) dan data kuantitatif ( data yang berbentuk angka ).
1. Wujud Data Penelitian
a) Data yang
berupa perilaku manusia dan ciri-cirinya
b) Data yang berupa
dokumen,
1. Struktur Data Penelitian
Macam-macam sampel dan
besarnya sampel:
1. 1. Probability Sampling terdiri dari 4
(empat) macam yang akan dijelaskan sebagai berikut: SimpleRandom Sampling,
Proportionate Stratified Random Sampling, Disproportionate Stratified
Random Sampling, Cluster Sampling (Area Sampling).
2. Nonprobability Sampling terdiri dari 6 (enam) macam yang
akan dijabarkan sebagai berikut ini:Sampling Sistematis, Sampling
Kuota, Sampling Insidental, Sampling Jenuh, Snowball
Sampling.
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro,
Toha,dkk.2009.Metode Penelitian.Jakarta: Universitas Terbuka
Purwanto.2010.Metodologi
Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi dan Pendidikan.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Sugiyono.2010.Memahami
Penelitian Kualititatif.Bandung: Alfabeta
Saifuddin Azwar.2007.Metode
Penelitian .Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Margono,S.2010.Metodologi
Penelitian Pendidikan.Jakarta : Rineka Cipta
PSIKOLOGI KOMUNITAS
Psikologi komunitas adalah studi
yang mempelajari efek-efek faktor sosial dan
lingkungan terhadap perilaku manusia, baik pada level individual, kelompok, organisasi, ataupun masyarakat (Heller dikutip Dufty dan Wong). Psikologi komunitas erat kaitannya dengan hubungan individu dengan sistem sosial, kesejahteraan, kebijakan pemerintah dan kesehatan individu dalam kaitan
dengan masyarakat. Rapaport yang pendekatannya lebih berorientasi pada community mentalhealth, mengemukakan
bahwa perspektif Psikologi Komunitas memberikan perhatian pada tiga hal utama, yakni :
1.Pengembangan sumber daya individu,
2.Aktivitas politik,
3.Ilmu pengetahuan
Duffy dan Wong (1996) mengutip 3
definisi psikologi komunitas yangdianggapnya populer, yaitu :
a.Psikologi komunitas adalah study yang melibatkan
efek-efek faktor sosialdan lingkungan pada perilaku yang terjadi pada level
individu, kelompok,organisasi maupun masyarakat (Heller, dkk, 1984, hal 4).
b.Psikologi komunitas adalah bagian dan sebuah upaya
untuk menemukanalternatif lain dalam rangka menghadapi adanya penyimpangan
terhadapnorma-norma yang berakar di masyarakat. Dalam konteks ini
psikologikomunitas memandang sebagai upaya untuk memberikan dukunganterhadap
hak setiap orang untuk berbeda tanpa harus menanggung resikomaterial maupun
sanksi psikologis (Rapaport, 1977, hal 3).
c.Psikologi komunitas dibutuhkan sebagai sebuah
pendekatan pada problemperilaku manusia, yang menekankan pada kontribusinya
terhadappembangunan yang dibuat karena tekanan lingkungan sebagaimana
halnyapotensi sumbangannya untuk meringankan bebeannya denganmenggunakan tekanan yang lain.Dari
definisi diatas dapat dilihat bahwa psikologi komunitas memfokuskanpada masalah
yang terkait dengan isu-isu sosial, institusi sosial, setting-settinglain yang
mempengaruhi individu, kelompok dan organisasi.Sedangkan menurut Orford (1992),
Community Psychology adalah tentang ketergantungan
individual dengan settingnya dan dengan settingnya padaberbagai level termasuk
yang paling tinggi, yaitu level makro.
B.
Tujuan Psikologi Komunitas
Tujuan
psikologi komunitas adalah mengoptimalkan tingkat kesejahteraanumat manusia
dengan inovasi dan alternative intervensinya yang didesain dalamkolaborasi,
baik dengan bidang ilmu di dalam maupun di luar psikologiyang memberikan dampak
pada anggota masyarakat ( Dufty dan Wong 1996 ).Menurut Orford, 1992, tujuan
psikologi komunitas adalah untuk membenahi bias individual agar senantiasa
berada dalam konteks sistem dansetting sosial, dimana dia berada dan
mempengaruhinya.Tujuan lain dari psikologi komunitas adalah:
1. Menciptakan atau mendorong keterlibatan dalam perubahan sosial,
agarindividu dalam berbagai komunikasi memperoleh manfaat yangmenunjang
peningkatan kualitas hidupnya
2. Dapat mengidentifikasi dan melakukan klasifikasi terhadap berbagaikomunitas yang ada.
3. Memahami problem yang dihadapi individu, kelompok, komunitas danmasyarakat.
Misalnya problem psikologis individu yang berdampak padadiri sendiri, maupun
lingkungan. Problem psikologis tersebut meliputikebijakan public, praktik
pelayanan kesejahteraan sosial, kesehatan dalamkomunitas.
4. Mampu melakukan langkah-langkah kuratif atau antisipatif
untuk pemberdayaan individu, kelompok, komunitas dan masyarakat.
C. Prinsip Psikologi Komunitas
Prinsip dasar
yang perlu diperhatikan program pengembangan komunitas :
1. Pengembangan
komunitas pada dasarnya merupakan sebuah proses pengorganisasian masyarakat
yang harus dilaksanakan secara sistematis
2. Perorganisasian masyarakat hendaknya
dipertimbangan dan diterjemahkan dalam tindakan prinsip : collective interest,
targets, action, action plan, contribution.
3. Kegiatan dalam pengembangan
komunitas perlu mengutamakan partisipasi anggota komunitas.
D. Sejarah
Psikologi Komunitas
Psikologi
Komunitas memiliki akar yang kuat dari budaya AS.Budaya ini sangat
individualisme, dimana unsur individu (kadang keluarga) memiliki peran yang sangat
dominan dalam komunitas yang lebih luas. Individualisme memiliki dua
bentuk :
1.
Utilitarian Ekspresif
Kelemahan individu :
blaming the victim yang melihat aspek individu sebagai penyebab dari problem
personal. Misalnya: kemiskinan karena malas.
2.
Individualisme Moderat
Individualisme menjadi
moderat ketika munculnya tradisi budaya lain. Tiga tradisi yang
mempengaruhi pemikiran :
1. Citizen
partisipation
2. Religion and
spirituality
3. Liberation
(kebebasan)
Salah
satu alternatif pandangan untuk memahami individualisme adalah pembedaan Ryan
(1994) tantang orientasi nilai fair play dan fair share
PENGARUH INDIVIDUALISME TERHADAP PSIKOLOGI Individualisme memiliki pengaruh terhadap perspektif psikologi terutama dalam hal penyempitan fokus kajian yang lebih individualis daripada individu dalam konteks. Contoh:
PENGARUH INDIVIDUALISME TERHADAP PSIKOLOGI Individualisme memiliki pengaruh terhadap perspektif psikologi terutama dalam hal penyempitan fokus kajian yang lebih individualis daripada individu dalam konteks. Contoh:
Kenakalan
remaja lebih dilihat sebagai akibat remaja yang memiliki karakter kepribadian
yang salah, bukannya melihat karakter kepribadian dalam setting sosial
PENGARUH
PERUBAHAN SOSIAL-POLITIK HIPOTESIS LEVINE AND LEVINE tentang perubahan
sosial-politik masyarakat AS akan mempengaruhi keyakinan tentang
problem-problem sosial dan tindakan untuk mengatasi problem tersebut.
Ada dua era
waktu dalam sejarah Amerika: PROGRESSIVE TIME. Pada era ini penjelasan
lingkungan terhadap masalah sosial lebih tepat untuk mengatasi masalah sosial CONSERVATIVE
TIME. Pada era ini penjelasan individualistik lebih tepat untuk menyelesaikan
masalah sosial
Periode1890-1914
Adalah
Progressive Time Problem sosial hampir mirip dengan situasi saat kini
Problem yang terjadi saat itu antara lain: masalah perumahan, problek psikologi klinis, kontrol kelahiran dan gerakan kesehatan ibu, dan masalah hak asasi.
Problem yang terjadi saat itu antara lain: masalah perumahan, problek psikologi klinis, kontrol kelahiran dan gerakan kesehatan ibu, dan masalah hak asasi.
Periode 1919-1932
Adalah
conservative time. Masalah sosial dialamatkan dan disebabkan oleh
individu. Penyebabnya : gerakan eugenics dan tes inteligensi Periode
Pasca Perang Dunia II Munculnya kesadaran pentingnya psikologi komunitas Ada 4 tekanan
yang membutuhkan perhatian Preventive perspective gangguan psikologi dan
problem kehidupanReformasi dalam pemeliharan kesehatan mental sebagai akibat
perang Munculnya action research dan dinamika kelompok
Dampak munculnya gerakan-gerakan dalam perubahan sosial seperti: tuntutan hak-hak sipil, feminisme, lingkungan, dan gerakan hak guy dan lesbian Swamscott Conference tahun 1965 Psikologi Komunitas menjadi studi Konsep psikologist komunitas sebagai participant-conceptualizer
Dampak munculnya gerakan-gerakan dalam perubahan sosial seperti: tuntutan hak-hak sipil, feminisme, lingkungan, dan gerakan hak guy dan lesbian Swamscott Conference tahun 1965 Psikologi Komunitas menjadi studi Konsep psikologist komunitas sebagai participant-conceptualizer
Periode 1960-an
dan 1970-an Psikologi komunitas membedakan diri dengan kesehatan mental komunitas
dalam bidang kajiannya Keterbatasan dana pemerintah dalam menangani masalah
sosial mulai tampak dan mengakibatkan perubahan kebijakan dalam menangani
masalah sosial Psikologi komunitas lahit di Amerika Latin dengan perhatian
lebih pada masalah keadilan sosial
Bidang kajian lebih jelas lagi ketika ada Austin Conference tahun 1975 Ada 4 Trend dalam Psikologi Komunitas Prevensi dan promosi kompetensi
Community-building, Citizen partisipation dan empowerment Human Diversity Adventuresome research Perkembangan PK Dewasa Ini Pada beberapa negara, termasuk AS, psikologi komunitas bekerja dalam conservative social context.
Perubahan dari periode progresif ke periode konservatif ini sejalan dengan analisis Levine and Levine. Dalam pertumbuhannya, saat ini masalah komunitas lokal menjadi perhatian dalam psikologi komunitas
Bidang kajian lebih jelas lagi ketika ada Austin Conference tahun 1975 Ada 4 Trend dalam Psikologi Komunitas Prevensi dan promosi kompetensi
Community-building, Citizen partisipation dan empowerment Human Diversity Adventuresome research Perkembangan PK Dewasa Ini Pada beberapa negara, termasuk AS, psikologi komunitas bekerja dalam conservative social context.
Perubahan dari periode progresif ke periode konservatif ini sejalan dengan analisis Levine and Levine. Dalam pertumbuhannya, saat ini masalah komunitas lokal menjadi perhatian dalam psikologi komunitas
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Psikologi Komunitas adalah tentang
ketergantungan individual dengansettingnya dan dengan settingnya pada berbagai
level termasuk yang paling tinggi,yaitu level makro.
Beberapa fokus Psikologi Komunitas
diantaranya masalah-masalah yang terkait dengan isu-isu sosial, institusi
sosial dan setting-setting lainyang mempengaruhi perilaku manusia sebagai
individu, kelompok dan organisasimasyarakat.Tujuan psikologi komunitas adalah
untuk membenahi bias individual agarsenantiasa berada dalam konteks sistem dan
setting sosial, dimana dia berada danmempengaruhinya. Adapun beberapa
prinsip – prinsip dari psikologi komunitasasumsi tentang masalah,
tingkat analisis, metode penelitian , lokasi praktek-praktek dalam pelayanan,
praktek penekanan, sikap untuk berbagi dengan oranglain, dan mampu bekerja sama dengan berbagai subyek.
DAFTAR PUSTAKA