Konata Izumi Dancing

Lingkungan Hidup


PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langsung. Biosentrisme: Lingkungan hidup diperhatikan karna berkaitan dengan tanggung jawab moral menjaga kehidupan. Ekosentrisme: manusia adalah bagian dari alam,maka alam menjadi tanggung jawab manusia; seluruh ekosistem bernilai karna kehidupan bergantung pada eksosistem; makhluk ekologis. Cara pandang antroposentrisme, kini dikritiksecara tajam oleh etika biosentrisme dan ekosentrisme. Bagi biosentrisme dan ekosentrisme,manusia tidak hanya dipandang sebagai makhluk sosial. Manusia pertama-tama harus dipahamisebagai makhluk biologis, makhluk ekologis. Dunia bukan sebagai kumpulan objek-objek yang terpisah, tetapi sebagai suatu jaringan fenomena yang saling berhubungan dan saling tergantung satu sama lain secara fundamental. Etika ini mengakui nilai intrinsik semua makhluk hidup dan memandang manusia tak lebih dari satu untaian dalam jaringan kehidupan.
            Jika manusia tidak memelihara kelestarian alam atau tidak meneraptakan paradigma ekosentrisme akan banyak muncul masalah-masalah lingkungan di alam sekitar kita se[erti dengan adanya penebangan hutan secara liar akan mengurangi penyerapan air di lingkungan tersebut dan akan mengakibatkan banjir akibat air tidak dapat diserap oleh pepohonan yang sudah di tebangi tersebut. Oleh karena itu manusia harus menggunakan sumber daya alam secara rasional. Penggalian sumber kekayaan alam harus diusahakan agar tidak merusak tata lingkungan hidup manusia, dilaksanakan dengan kebijaksanaan yang menyeluruh dan dengan memperhitungkan kebutuhan generasi yang akan datang. Kebijaksanaan yang seksama dalam mengelola sumber daya alam diperlukan baik terhadap sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui maupun terhadap sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
            Oleh karena itu dalam pendidikan lingkungan setiap persoalan selalu dibahas dalam kaitannya dengan pembangunan dalam meningkatkan kualitas hidup (manusia) secara keseluruhan. Sumber daya alam, terutama yang menekankan pada pelestarian sumber daya alam, sangat penting untuk dilakukan dan diberikan pada generasi muda mengingat merekalah yang kelak akan meneruskan mengelolah alam semesta ini.

            Dengan adanya berbagai keanegaragaman hayati di Indonesia ini kita sebagai manusia yang menerapkan paradigma ekosentrisme kita harus melestarikan berbagai tanaman maupun hewan yang ada di negeri kita ini, perlu kita ketahui jika di Indonesia ini mempunyai banyak sekali populasi tanaman dan hewan langka yang berkembangbiak seperti contoh pulau komodo itu salah satu tempat penakaran hewan langka yang dari Indonesia yaitu komodo kita harus bangga karena mempunyai banyak sekali keragaman hayati dinegeri kita ini selanjutnya kitlah yang harus merawat dan melestarikannya. Dalam pelestarian lingkungan hidup juga perlu adanya sanitasi dan kesehatan lingkungan baik untuk kepentingan manusia, hewan, dan tumbuhan agar dapat berjalan secara berkesinambungan antara pelestarian lingkungan dan pemanfaatan lingkungan. Dalam hal pelestarian lingkungan kita juga harus memeperhatikan pembangunan berkelanjutan agar tidak merusak lingkungan seperti contoh pembangunan perumahan di hutan penyerapan air, hutan di tebangi untuk di bangun perumahan megah seharusnya lebih dipertimbangkan lagi dalam pembangunan berkelanjutan agar tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Poster Media Pembelajaran



Gambar poster adalah sebuah pendorong seseorang yang tertarik untuk melihatnya. Maksudnya dengan gambar tersebut orang-orang beranggapan dan berfikiran karena yang dimuat didalamnya sangat penting dan menarik. Saya disini akan memberikan galery gambar poster pendidikan yang keren guna menambah wawasan dan juga album untuk semua generasi penerus bangsa.
gambar poster
Pada gambar diatas menunjukkan seorang pelajar yang meninggal karena menggunakan benda haram yang patut kita tolak. Gambarnya bertuliskan “Merdeka atau Mati” yang artinya kita sendiri yang memilih belajar dengan benar sehingga merdeka atau mencoba narkoba dan akhirnya mati sia-sia.

Poster pendidikan tidak hanya dengan slogan-slogan untuk menjauhi narkoba, rokok, dan lain sebagainya yang dilarang. Ada juga yang berisikan slogan tentang ajakkan untuk menjadi seorang yang pintar membaca, atau yang menegaskan bahwa tidak ada kata terlambat untuk mencari ilmu, dan lainnya. Untuk itu saya disini akan memberikan gambar poster tersebut yang tentunya sangat keren dan menarik. Berikut adalalah galery gambarnya.

gambar poster pendidikan yang keren
gambar poster pendidikan yang keren

- See more at: http://gambardanfoto.com/gambar-poster-pendidikan-yang-keren.html#sthash.J7pHsxE3.dpuf

Metodologi Penelitian Pendidikan




Data Kualitatif, Data Kuantitatif, Populasi Dan Sampel Dalam Penelitian

A.      Pengertian Data Kuantitatif Dan Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi. Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video. Data kualitatif berfungsi untuk mengetahui  kualitas dari sebuah objek yang akan diteliti. Data ini bersifat abstrak sehingga peneliti harus benar-benar memahami kualitas dari objek  yang akan diteliti.
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Data kuantitatif berfungsi untuk mengetahui jumlah atau besaran dari sebuah objek yang akan diteliti. Data ini bersifat nyata atau dapat diterima oleh panca indera sehingga peneliti harus benar-benar jeli dan teliti untuk mendapatkan keakuratan data dari objek yang akan diteliti.
B.     Syarat Data Yang Baik
1.      Data harus obyektif, artinya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dengan data yang obyektif diharapkan mampu menghasilkan perhitungan yang akurat, data tidak boleh dimanipulasi.
2.      Representatif (harus bisa mewakili). Data yang diambil harus benar-benar mewakili semua kondisi.
3.      Mempunyai tingkat kesalahan yang kecil. Data yang baik diharapkan mengandung banyak kebenaran dan seminimal mungkin mengandung kesalahan
4.      Harus tepat waktu. Syarat ini sangat penting untuk data yang akan dipergunakan untuk melakukan pengendalian atau evaluasi. Sebab agar dapat dilakukan penyesuaian atau koreksi secepatnya jika terjadi kesalahan atau penyimpangan dalam suatu perencanaan.
5.      Relevan. Artinya data yang dikumpulkan harus ada hubungannya dengan masalah akan dipecahkan.
C.    Macam-Macam Data Penelitian Dan Sumbernya
1.      Jenis Data Penelitian Berdasarkan Sumbernya
Jenis data penelitian berdasarkan sumbernya ada dua yaitu Data Primer dan Data Sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti dengan cara langsung dari sumbernya. Data primer biasanya disebut dengan data asli yang bersifat up to date atau masih baru. Untuk memperoleh data primer, peneliti wajib mengumpulkannya secara langsung. Cara yang bisa digunakan peneliti untuk mencari data primer yaitu observasi, diskusi terfokus, wawancara serta penyebaran kuesioner. Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari semua sumber yang sudah ada sebelumnya. Data sekunder bisa didapat dari berbagai sumber misalnya buku materi, laporan dan sebagainya.
1.      Jenis Data Penelitian Berdasarkan Sifatnya
Jenis data penelitian berdasarkan sifatnya ada dua macam yaitu data kualitatif ( data yang berbentuk kata – kata atau kalimat ) dan data kuantitatif ( data yang berbentuk angka ).
1.      Wujud Data Penelitian
a)      Data yang berupa perilaku manusia dan ciri-cirinya, yang mencakup perilaku verbal, yaitu perilaku yang disampaikan secara lisan dan kemudian dicatat. Misalnya, pencatatan hasil wawancara terhadap seorang responden. Perilaku nyata dan ciri-cirinya yang dapat diamati. Misalnya, interaksi antara dua orang, ciri-ciri fisik seorang, pencatatan frekuensi perbuatan-perbuatan tertentu, dan sebagainya
b)   Data yang berupa dokumen, yang mencakup; (1) Peninggalan-peninggalan fisik yang berasal dari masa silam. (2) Arsip, yang meliputi data sensus, statistik vital, data ekologis dan demo grafis, semua jenis data statistik, dokumen pribadi seperti otobiogravi, catatan harian dan sejarah kehidupan seorang atau suatu kelompok, bahan media massa, data penjumlahan, dan dokumen resmi perundang-undangan.
1.      Struktur Data Penelitian
Struktur data penelitian mencakup semua data yang dibutuhkan untuk proses analisa kemudian dipindahkan kedalam komputer. Penyimpanan data ke dalam komputer mempertimbangkan:
a)    Apakah data disimpan dengan cara yang sesuai dan konisten dengan penggunaan sebenarnya?
b)   Apakah ada data yang hilang / rusak dan belum dihitung?
c)    Bagaimana caranya mengatasi data yang hilang atau rusak?
d)   Sudahkan pemindahan data dilakukan secara lengkap?
D.    Prinsip Populasi Dan Sampel
Tujuan utama dalam sebuah penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik suatu objek yang kita teliti. Misalnya kita ingin mengetahui bagaimana sikap masyarakat terhadap lingkungan. Untuk mengetahuinya kita dapat melakukan sebuah penelitian ada dua cara yang dapat dilakukan. Cara pertama adalah mewawancarai dan mengamati seluruh perilaku masyarakat kota tersebut terhadap lingkungan. Cara kedua, kita melakukan wawancara dan observasi hanya pada sebagian warga kota. Jika kita mengambil cara yang pertama, maka berarti kita menggunakan data populasi untuk menarik kesimpulan, sedangkan jika menggunakan cara yang kedua, berarti kita menggunakan data sempel. Dengan kata lain sampel merupakan bagian dari sebuah populasi.
E.     Macam-Macam Sampel Dan Besarnya Sampel
Sampel terbagi menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling.
1.      Probability Sampling terdiri dari 4 (empat) macam yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a)    Simple Random SamplingDikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2011:64).
b)   Proportionate Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2011:64). Contoh: Suatu perusahaan memiliki pegawai dengan pendidikan berstrata lulus (S1 = 50 orang; S2 = 30 orang; SMK = 800 orang; SMA = 400 orang; dan SD = 300 orang). Maka contoh pengambilan sampel dengan teknik ini adalah dengan asumsi 10% dari populasi masing-masing strata yang diambil. Jadi dari S1 diambil 5 orang (acak), S2 diambil 3 orang (acak), SMK diambil 80 orang (acak), SMA diambil 40 orang (acak), dan SD diambil 30 orang (acak). Maka total sampel yang diambil adalah 5+3+80+40+30 = 158 orang.
c)    Disproportionate Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional (Sugiyono, 2011:64). Contoh: Suatu perusahaan memiliki pegawai dengan pendidikan berstrata lulus (S1 = 50 orang; S2 = 30 orang; SMK = 800 orang; SMA = 400 orang; dan SD = 300 orang). Maka pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan secara bebas (seenaknya) yaitu S1 diambil 50 orang atau semua populasi S1 dan S2 diambil 30 orang atau semua populasi S2. Sementara kelompok strata yang lain diabaikan karena jumlah populasinya terlalu besar. Sehingga total sampel yang digunakan adalah 50 + 30 = 80 orang.
d)   Cluster Sampling (Area Sampling). Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan sangat luas (Sugiyono, 2011:65). Contoh: Di kota Banyuwangi terdapat 30 SMP sebagai populasi. Karena itu pengambilan sampelnya ditentukan sebesar 15 SMP saja dengan pemilihan secara random (acak). Teknik sampel ini terdiri dari 2 tahap, yaitu (1) tahap penentuan sampel daerah, dan (2) tahap penentuan orang-orang yang ada di daerah itu.
1.      Nonprobability Sampling terdiri dari 6 (enam) macam yang akan dijabarkan sebagai berikut ini:
a)    Sampling SistematisSampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut (Sugiyono, 2011:66). Misalnya jumlah populasi 100 orang dan masing-masing diberi nomor urut 1 s/d 100. Sampelnya dapat ditentukan dengan cara memilih orang dengan nomor urut ganjil (1,3,5,7,9,…, dst) atau memilih orang dengan nomor urut genap (2,4,6,8,…,dst).
b)   Sampling KuotaSampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan (Sugiyono, 2011:67). Misalnya ingin melakukan penelitian tentang pendapat mahasiswa terhadap layanan kampus. Jumlah sampel yang ditentukan adalah 500 mahasiswa. Kalau pengumpulan data belum mencapai kuota 500 mahasiswa, maka penelitian dipandang belum selesai.
c)    Sampling InsidentalSampling Insidental adalah tekik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2011:67).
d)   Sampling PurposiveSampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011:68). Teknik ini paling cocok digunakan untuk penelitian kualitatif yang tidak melakukan generalisasi. Misalnya penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan atau ahli gizi.
e)    Sampling Jenuh. Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2011:68). Hal ini sering digunakan untuk penelitian dengan jumlah sampel dibawah 30 orang, atau untuk penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan tingkat kesalahan yang sedikit atau kecil.
Misalnya jika jumlah populasi 20 orang, maka 20 orang tersebutlah yang dijadikan sampel.
f)    Snowball SamplingSnowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar (Sugiyono, 2011:68). Misalnya suatu penelitian menggunakan sampel sebanyak 10 orang, tetapi karena peneliti merasa dengan 10 orang sampel ini datanya masih kurang lengkap, maka peneliti mencari orang lain yang dirasa layak dan lebih tahu tentang penelitiannya dan mampu melengkapi datanya.

BAB III
PENUTUP

1.      A.    KESIMPULAN
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika.
Syarat data yang baik yaitu obyektif, representative, mempunyai tingkat kesalahan yang kecil, harus tepat waktu, relevan.
Macam-macam data penelitian dan sumbernya:
1.      Jenis Data Penelitian
a)    Jenis data penelitian berdasarkan sumbernya ada dua yaitu Data Primer dan Data Sekunder.
b)   Jenis data penelitian berdasarkan sifatnya ada dua macam yaitu data kualitatif ( data yang berbentuk kata – kata atau kalimat ) dan data kuantitatif ( data yang berbentuk angka ).
1.      Wujud Data Penelitian
a)    Data yang berupa perilaku manusia dan ciri-cirinya
b)   Data yang berupa dokumen,
1.      Struktur Data Penelitian
Macam-macam sampel dan besarnya sampel:
1.      1.      Probability Sampling terdiri dari 4 (empat) macam yang akan dijelaskan sebagai berikut: SimpleRandom Sampling, Proportionate Stratified Random Sampling, Disproportionate Stratified Random Sampling, Cluster Sampling (Area Sampling).
2.      Nonprobability Sampling terdiri dari 6 (enam) macam yang akan dijabarkan sebagai berikut ini:Sampling SistematisSampling KuotaSampling Insidental, Sampling Jenuh, Snowball Sampling.

DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, Toha,dkk.2009.Metode Penelitian.Jakarta: Universitas Terbuka
Purwanto.2010.Metodologi Penelitian Kuantitatif  Untuk Psikologi dan Pendidikan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sugiyono.2010.Memahami Penelitian Kualititatif.Bandung: Alfabeta
Saifuddin Azwar.2007.Metode Penelitian .Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Margono,S.2010.Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta : Rineka Cipta

PSIKOLOGI KOMUNITAS



A.      Pengertian Psikologi Komunitas
Psikologi komunitas adalah studi yang mempelajari efek-efek faktor sosial dan lingkungan terhadap perilaku manusia, baik pada level individual, kelompok, organisasi, ataupun masyarakat (Heller dikutip Dufty dan Wong). Psikologi komunitas erat kaitannya dengan hubungan individu dengan sistem sosial, kesejahteraan, kebijakan pemerintah dan kesehatan individu dalam kaitan dengan masyarakat. Rapaport yang pendekatannya lebih berorientasi pada community mentalhealth, mengemukakan bahwa perspektif  Psikologi Komunitas memberikan perhatian pada tiga hal utama, yakni :
1.Pengembangan sumber daya individu,
2.Aktivitas politik,
3.Ilmu pengetahuan
Duffy dan Wong (1996) mengutip 3 definisi psikologi komunitas yangdianggapnya populer, yaitu :
a.Psikologi komunitas adalah study yang melibatkan efek-efek faktor sosialdan lingkungan pada perilaku yang terjadi pada level individu, kelompok,organisasi maupun masyarakat (Heller, dkk, 1984, hal 4).
b.Psikologi komunitas adalah bagian dan sebuah upaya untuk menemukanalternatif lain dalam rangka menghadapi adanya penyimpangan terhadapnorma-norma yang berakar di masyarakat. Dalam konteks ini psikologikomunitas memandang sebagai upaya untuk memberikan dukunganterhadap hak setiap orang untuk berbeda tanpa harus menanggung resikomaterial maupun sanksi psikologis (Rapaport, 1977, hal 3).
c.Psikologi komunitas dibutuhkan sebagai sebuah pendekatan pada problemperilaku manusia, yang menekankan pada kontribusinya terhadappembangunan yang dibuat karena tekanan lingkungan sebagaimana halnyapotensi sumbangannya untuk meringankan bebeannya denganmenggunakan tekanan yang lain.Dari definisi diatas dapat dilihat bahwa psikologi komunitas memfokuskanpada masalah yang terkait dengan isu-isu sosial, institusi sosial, setting-settinglain yang mempengaruhi individu, kelompok dan organisasi.Sedangkan menurut Orford (1992), Community Psychology adalah tentang ketergantungan individual dengan settingnya dan dengan settingnya padaberbagai level termasuk yang paling tinggi, yaitu level makro.
B.       Tujuan Psikologi Komunitas
Tujuan psikologi komunitas adalah mengoptimalkan tingkat kesejahteraanumat manusia dengan inovasi dan alternative intervensinya yang didesain dalamkolaborasi, baik dengan bidang ilmu di dalam maupun di luar psikologiyang memberikan dampak pada anggota masyarakat ( Dufty dan Wong 1996 ).Menurut Orford, 1992, tujuan psikologi komunitas adalah untuk membenahi bias individual agar senantiasa berada dalam konteks sistem dansetting sosial, dimana dia berada dan mempengaruhinya.Tujuan lain dari psikologi komunitas adalah:
1. Menciptakan atau mendorong keterlibatan dalam perubahan sosial, agarindividu dalam berbagai komunikasi memperoleh manfaat yangmenunjang peningkatan kualitas hidupnya
2. Dapat mengidentifikasi dan melakukan klasifikasi terhadap berbagaikomunitas yang ada.
3. Memahami problem yang dihadapi individu, kelompok, komunitas danmasyarakat. Misalnya problem psikologis individu yang berdampak padadiri sendiri, maupun lingkungan. Problem psikologis tersebut meliputikebijakan public, praktik pelayanan kesejahteraan sosial, kesehatan dalamkomunitas.
4. Mampu melakukan langkah-langkah kuratif atau antisipatif untuk pemberdayaan individu, kelompok, komunitas dan masyarakat.

C. Prinsip Psikologi Komunitas
Prinsip dasar yang perlu diperhatikan program pengembangan komunitas :
1.      Pengembangan komunitas pada dasarnya merupakan sebuah proses pengorganisasian masyarakat yang harus dilaksanakan secara sistematis
2.      Perorganisasian masyarakat hendaknya dipertimbangan dan diterjemahkan dalam tindakan prinsip : collective interest, targets, action, action plan, contribution.
3.      Kegiatan dalam pengembangan komunitas perlu mengutamakan partisipasi anggota komunitas.

D. Sejarah Psikologi Komunitas
Psikologi Komunitas memiliki akar yang kuat dari budaya AS.Budaya ini sangat individualisme, dimana unsur individu (kadang keluarga) memiliki peran yang sangat dominan dalam komunitas yang lebih luas. Individualisme memiliki dua bentuk :
1.        Utilitarian Ekspresif
Kelemahan individu : blaming the victim yang melihat aspek individu sebagai penyebab dari problem personal. Misalnya: kemiskinan karena malas.
2.        Individualisme Moderat
Individualisme menjadi moderat ketika munculnya tradisi budaya lain. Tiga tradisi yang mempengaruhi pemikiran :
1. Citizen partisipation
2. Religion and spirituality
3. Liberation (kebebasan)
Salah satu alternatif pandangan untuk memahami individualisme adalah pembedaan Ryan (1994) tantang orientasi nilai fair play dan fair share
PENGARUH INDIVIDUALISME TERHADAP PSIKOLOGI Individualisme memiliki pengaruh terhadap perspektif psikologi terutama dalam hal penyempitan fokus kajian yang lebih individualis daripada individu dalam konteks. Contoh:
Kenakalan remaja lebih dilihat sebagai akibat remaja yang memiliki karakter kepribadian yang salah, bukannya melihat karakter kepribadian dalam setting sosial

PENGARUH PERUBAHAN SOSIAL-POLITIK HIPOTESIS LEVINE AND LEVINE tentang perubahan sosial-politik masyarakat AS akan mempengaruhi keyakinan tentang problem-problem sosial dan tindakan untuk mengatasi problem tersebut.
Ada dua era waktu dalam sejarah Amerika: PROGRESSIVE TIME. Pada era ini penjelasan lingkungan terhadap masalah sosial lebih tepat untuk mengatasi masalah sosial CONSERVATIVE TIME. Pada era ini penjelasan individualistik lebih tepat untuk menyelesaikan masalah sosial

Periode1890-1914
Adalah Progressive Time Problem sosial hampir mirip dengan situasi saat kini
Problem yang terjadi saat itu antara lain: masalah perumahan, problek psikologi klinis, kontrol kelahiran dan gerakan kesehatan ibu, dan masalah hak asasi. 

Periode 1919-1932
Adalah conservative time. Masalah sosial dialamatkan dan disebabkan oleh individu.  Penyebabnya : gerakan eugenics dan tes inteligensi Periode Pasca Perang Dunia II Munculnya kesadaran pentingnya psikologi komunitas Ada 4 tekanan yang membutuhkan perhatian  Preventive perspective gangguan psikologi dan problem kehidupanReformasi dalam pemeliharan kesehatan mental sebagai akibat perang Munculnya action research dan dinamika kelompok
Dampak munculnya gerakan-gerakan dalam perubahan sosial seperti: tuntutan hak-hak sipil, feminisme, lingkungan, dan gerakan hak guy dan lesbian Swamscott Conference tahun 1965 Psikologi Komunitas menjadi studi Konsep psikologist komunitas sebagai participant-conceptualizer
Periode 1960-an dan 1970-an Psikologi komunitas membedakan diri dengan kesehatan mental komunitas dalam bidang kajiannya Keterbatasan dana pemerintah dalam menangani masalah sosial mulai tampak dan mengakibatkan perubahan kebijakan dalam menangani masalah sosial Psikologi komunitas lahit di Amerika Latin dengan perhatian lebih pada masalah keadilan sosial
Bidang kajian lebih jelas lagi ketika ada Austin Conference tahun 1975 Ada 4 Trend dalam Psikologi Komunitas Prevensi dan promosi kompetensi
Community-building, Citizen partisipation dan empowerment Human Diversity Adventuresome research Perkembangan PK Dewasa Ini Pada beberapa negara, termasuk AS, psikologi komunitas bekerja dalam conservative social context.
Perubahan dari periode progresif ke periode konservatif ini sejalan dengan analisis Levine and Levine. Dalam pertumbuhannya, saat ini masalah komunitas lokal menjadi perhatian dalam psikologi komunitas




BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Psikologi Komunitas adalah tentang ketergantungan individual dengansettingnya dan dengan settingnya pada berbagai level termasuk yang paling tinggi,yaitu level makro.
Beberapa fokus Psikologi Komunitas diantaranya masalah-masalah yang terkait dengan isu-isu sosial, institusi sosial dan setting-setting lainyang mempengaruhi perilaku manusia sebagai individu, kelompok dan organisasimasyarakat.Tujuan psikologi komunitas adalah untuk membenahi bias individual agarsenantiasa berada dalam konteks sistem dan setting sosial, dimana dia berada danmempengaruhinya. Adapun beberapa prinsip – prinsip dari psikologi komunitasasumsi tentang masalah, tingkat analisis, metode penelitian , lokasi praktek-praktek dalam pelayanan, praktek penekanan, sikap untuk berbagi dengan oranglain, dan mampu bekerja sama dengan berbagai subyek.





DAFTAR PUSTAKA

Dalton, Elias, & Wandersman. 2007. Community Psychology: Individuals and Communities. Second Edition. Thomson Wadsworth: USA.

- Copyright © TEKNOLOGI INFORMASI BK - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -